Skip to content

Kreatifitas Sineas Muda FISIP UPN Veteran Jakarta

          Sebuah acara yang menampilkan positifitas dan kreatifitas mahasiswa melalui film pendek tersebut diadakan pada hari Sabtu, 08-12-2012. Acara yang diadakan di ruang aula FISIP 101 itu adalah sebagai ujian praktik yang terdapat pada mata kuliah Sinematografi. Dengan bimbingan dosen Sinematografi yakni Bpk. Suwadi S.Pt, mereka menyatukan ide, kreatifitas, kerjasama dan kedewasaan dalam bentuk beberapa film pendek. Acara yang berlangsung selama empat jam itu dihadiri oleh dua praktisi dan akademisi konsentrasi perfilman yakni Bpk. Budiman dari IKJ (Institut Kesenian Jakarta) dan Bpk. Bintarto dari Universitas Budi Luhur.

          Acara yang penuh dengan aura positif tunas-tunas bangsa itu dimulai dengan sambutan dari dosen Sinematografi yakni Bpk. Suwadi  S.Pt dan sambutan Kaprodi Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran Jakarta yakni Bpk. Aan Setiadarma M.Si. Setelah itu dilanjutkan dengan pemutaran film pertama yang berjudul “Salah”. Film yang diproduseri oleh Luthfi itu menceritakan realitas kehidupan remaja dalam penyalah-gunaan narkoba. Disambung dengan pemutaran film pendek “Origami” karya mahasiswa Public Relation 2009. Film ketiga berjudul “Mind” setelah itu “ Cowboy Kampus” dan terakhir, film pendek yang bergenre horror yakni “Animus” mengakhiri sesi pemutaran film.

         Pada akhirnya, kelima film yang berdurasi 15 menit itu telah diputar. Selama 30 menit para sineas muda FISIP UPN Veteran Jakarta menunggu dalam ruangan untuk mendengar keputusan film pendek yang terbaik. Kaprodi ilmu komunikasi Bpk. Aan Setiadarma M.Si akhirnya mengumumkan, film pendek berjudul “Origami” lah yang terpilih menjadi film pendek yang terbaik. “ Film Origami ini benar-benar membawa perasaan Saya ke dalam film itu”, komentar Bpk. Aan Setiadarma. ”Hebat, film pendek ini layaknya film berstandar festival”, tegas Budiman seorang dosen IKJ yang juga praktisi dunia film.

         Setelah itu, selesailah pemutaran film pendek hasil karya gemilang mahasiswa FISIP UPN Veteran Jakarta. Mereka telah mewujudkan kristalisasi ilmu yang mereka peroleh dari perkuliahan Sinematografi. Yang paling penting adalah UPN Veteran Jakarta telah melahirkan para sineas muda yang berbakat.

Author : Bangkit

Kreatifitas Para Sineas FISIP UPN Veteran Jakarta

Sebuah acara yang menampilkan positifitas dan kreatifitas mahasiswa melalui film pendek tersebut diadakan pada hari Sabtu, 08-12-2012. Acara yang diadakan di ruang aula FISIP 101 itu adalah sebagai ujian praktik yang terdapat pada mata kuliah Sinematografi. Dengan bimbingan dosen Sinematografi yakni Bpk. Suwadi S.Pt, mereka menyatukan ide, kreatifitas, kerjasama dan kedewasaan dalam bentuk beberapa film pendek. Acara yang berlangsung selama empat jam itu dihadiri oleh dua praktisi dan akademisi konsentrasi perfilman yakni Bpk. Budiman dari IKJ (Institut Kesenian Jakarta) dan Bpk. Bintarto dari Universitas Budi Luhur.

Acara yang penuh dengan aura positif tunas-tunas bangsa itu dimulai dengan sambutan dari dosen Sinematografi yakni Bpk. Suwadi  S.Pt dan sambutan Kaprodi Ilmu Komunikasi FISIP UPN Veteran Jakarta yakni Bpk. Aan Setiadarma M.Si. Setelah itu dilanjutkan dengan pemutaran film pertama yang berjudul “Salah”. Film yang diproduseri oleh Luthfi itu menceritakan realitas kehidupan remaja dalam penyalah-gunaan narkoba. Disambung dengan pemutaran film pendek “Origami” karya mahasiswa Public Relation 2009. Film ketiga berjudul “Mind” setelah itu “ Cowboy Kampus” dan terakhir, film pendek yang bergenre horror yakni “Animus” mengakhiri sesi pemutaran film.

Pada akhirnya, kelima film yang berdurasi 15 menit itu telah diputar. Selama 30 menit para sineas muda FISIP UPN Veteran Jakarta menunggu dalam ruangan untuk mendengar keputusan film pendek yang terbaik. Kaprodi ilmu komunikasi Bpk. Aan Setiadarma M.Si akhirnya mengumumkan, film pendek berjudul “Origami” lah yang terpilih menjadi film pendek yang terbaik. “ Film Origami ini benar-benar membawa perasaan Saya ke dalam film itu”, komentar Bpk. Aan Setiadarma. ”Hebat, film pendek ini layaknya film berstandar festival”, tegas Budiman seorang dosen IKJ yang juga praktisi dunia film.

Setelah itu, selesailah pemutaran film pendek hasil karya gemilang mahasiswa FISIP UPN Veteran Jakarta. Mereka telah mewujudkan kristalisasi ilmu yang mereka peroleh dari perkuliahan Sinematografi. Yang paling penting adalah UPN Veteran Jakarta telah melahirkan para sineas muda yang berbakat. 

 

Created by: Bangkit

Interaksi Simbolik

 

Pada Hakikatnya, komunikasi merupakan kegiatan primer yang tidak akan lepas dari seluruh jenis makhluk hidup seperti Manusia, hewan, bahkan tumbuhan. Namun yang akan dibahas pada tulisan ini adalah komunikasi lingkup manusia. Menurut praktis saya, komunikasi memilki pengertian yakni proses penyampaian maksud atau pesan dari sang komunikator kepada komunikan baik dalam bentuk satu arah atau dua arah,dengan menggunakan media (alat bantu) maupun tidak, dengan tujuan terwujudnya mutual understanding, perubahan pemikiran dan perilaku. Komunikasi memiliki dua jenis dalam bentuk penyampaiannya, yakni verbal dan non verbal. Verbal itu mencakup lisan dan tulisan, sedangkan non verbal mencakup mimik wajah dan bahasa tubuh.

Membahas tentang komunikasi , hal ini juga memiliki turunan teori dalam cara menyampaikan maksud dan tujuan dari komunikator kepada komunikan yakni interaksi simbolik. Esensi dari interaksi simbolik yakni adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna (Mulyana, 2003: 59). Paham interaksionisme simbolik memberikan banyak penekanan pada individu yang aktif dan kreatif ketimbang pendekatan-pendekatan teoritis lainnya. Paham interaksionisme simbolik menganggap bahwa segala sesuatu tersebut adalah virtual. Semua interaksi antar individu manusia melibatkan suatu pertukaran simbol. Ketika kita berinteraksi dengan yang lainnya, kita secara konstan mencari “petunjuk” mengenai tipe perilaku apakah yang cocok dalam konteks itu dan mengenai bagaimana menginterpretasikan apa yang dimaksudkan oleh orang lain. Interaksionisme simbolik, mengarahkan perhatian kita pada interaksi antar individu, dan bagaiman hal ini dipergunakan untuk mengerti apa yang orang lain katakan dan lakukan kepada kita sebagai individu (Soeprapto, 2002: 71).

 

 

PEMBAHASAN

Charron (1979) menyebutkan pentingnya pemahaman terhadap simbol-simbol ketika seseorang menggunakan teori interaksionisme simbolis. Simbol adalah objek sosial dalam suatu interaksi. Ia digunakan sebagai perwakilan dan komunikasi yang ditentukan oleh orang – orang yang menggunakannya. Orang-orang tersebut memberi arti, menciptakan dan mengubah objek tersebut di dalam interaksi. Simbol sosial tersebut dapat mewujud dalam bentuk objek fisik ( benda-benda kasat mata); kata-kata (untuk mewakili objek fisik, perasaan, ide-ide, dan nilai-nilai), serta tindakan ( yang dilakukan orang untuk memberi arti dalam berkomunikasi dengan orang lain (Soeprapto, 2002: 126).

Di setiap lingkungan memiliki kontrak khusus yang terbentuk karena budaya masyarakat yang ada mengenai pemahaman interaksi pada suatu simbol. Yang mana pemahaman simbol itu terbentuk karena adanya interaksi sosial dan budaya dari suatu tempat tertentu. Dari mulai rumah, lingkungan sekitar rumah, sekolah, kampus, pada sebuah kota, negara bahkan perspektif interaksi simbolik yang dikomuniskan pemahamannya diseluruh negara.

 

Contoh interaksi simbolik yang ada misalnya;

  1. Pada komunitas gay di internet maupun di jejaring sosial lainnya, memahami huruf T / B / V sebagai tanda untuk menginformasikan atau menanyakan role sex pada calon pasangan ataupun teman sesama gay. Yakni T diartikan sebagai Top (orang yang menusukkan penis ke rectum pasangan gay nya), B atau Bottom adalah kebalikannya dari Top, lalu V berarti Versatile yang memiliki maksud orang yang serba bisa dalam hubungan seks sejenis.

 

  1.  Contoh lainnya adalah posisi pemakaian anting di telinga kanan pada pria, menandakan bahwa dia adalah gay.

 

 

 

 

  1.  Dua gambar gender wanita yang berdampingan seperti di atas dipahami sebagai simbol lesbian oleh kaum lesbian.

 

  1.  Contoh penulisan huruf dengan gaya seperti gambar, didefinisikan oleh masyarakat jakarta sebagai tulisan orang “Alay”. Terminologi alay tersebut yakni kategori manusia yang termasuk dalam strata bawah dan bisa disebut juga “kampungan” atau “norak”.

 

 

 

  1. Mengacungkan dua jari yakni telunjuk dan jari tengah seperti gambar di atas. Diyakini masyarakat secara universal sebagai simbol perdamaian.
  2.   Gambar di samping menjelaskan bahwa lelaki berpeci dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai lelaki muslim.
  3.  Salib dijadikan sebagai simbol Agama Nasrani dan pemahaman simbol ini diyakini oleh masyarakat secara universal.
  4. Di samping ini adalah simbol dari toilet atau MCK. Simbol toilet untuk laki-laki di sebelah kiri dan perempuan di sebelah kanan. Interaksi pemahaman simbolik ini juga berlingkup universal.
  5.  Warna pink atau merah muda menjadi simbol wanita dalam menginterpretasikan kelembutan dan kefemininan mereka. Hal ini diyakini oleh wanita dan pria di seluruh dunia.

10. Biru menjadi simbol dari warna lelaki atau maskulinitas dari seorang pria.

 

Selain contoh dari interaksi simbolik yang diproduksi oleh masyarakat itu sendiri melalui konstruk-konstruk paham yang berkembang baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, dan  masih ada ratusan bahkan ribuan dari pemahaman simbolik yang mendarah daging diyakini oleh sekumpulan manusia yang tergabung dalam komunitas, warga negara atau bahkan dunia.

 

 

 

 

KESIMPULAN

Jadi, Esensi dari interaksi simbolik yakni adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna (Mulyana, 2003: 59). Paham interaksionisme simbolik memberikan banyak penekanan pada individu yang aktif dan kreatif ketimbang pendekatan-pendekatan teoritis lainnya. Paham interaksionisme simbolik menganggap bahwa segala sesuatu tersebut adalah virtual. Semua interaksi antar individu manusia melibatkan suatu pertukaran simbol.

Charron (1979) menyebutkan pentingnya pemahaman terhadap simbol-simbol ketika seseorang menggunakan teori interaksionisme simbolis. Simbol adalah objek sosial dalam suatu interaksi. Ia digunakan sebagai perwakilan dan komunikasi yang ditentukan oleh orang – orang yang menggunakannya. Orang-orang tersebut memberi arti, menciptakan dan mengubah objek tersebut di dalam interaksi. Simbol sosial tersebut dapat mewujud dalam bentuk objek fisik ( benda-benda kasat mata); kata-kata (untuk mewakili objek fisik, perasaan, ide-ide, dan nilai-nilai), serta tindakan ( yang dilakukan orang untuk memberi arti dalam berkomunikasi dengan orang lain (Soeprapto, 2002: 126).

Dan menurut penulis, Di setiap lingkungan memiliki kontrak khusus yang terbentuk karena budaya masyarakat yang ada mengenai pemahaman interaksi pada suatu simbol. Yang mana pemahaman simbol itu terbentuk karena adanya interaksi sosial dan budaya dari suatu tempat tertentu. Dari mulai rumah, lingkungan sekitar rumah, sekolah, kampus, pada sebuah kota, negara bahkan perspektif interaksi simbolik yang dikomuniskan pemahamannya diseluruh negara.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Buku:

 

 

Website:

Pilkada Dilihat dalam Sudut Pandang Sosiologi Komunikasi

 

Hakikatnya kegiatan Pilkada sangat berhubungan dengan ilmu sosiologi komunikasi. Karena di dalam Pilkada, terkandung proses interaksi dan persuasi. Dimana kedua hal tersebut dimediasikan melalui komunikasi. Apalagi dalam Pilkada, kental sekali proses interaksi dari berbagai partikel manusia yang memiliki tujuan untuk saling mempengaruhi sehingga menciptakan kesetiaan terhadap sang calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur. Contohnya seperti kampanye; proses interaksi persuasi yang dilakukan melalui berbagai cara. Mulai dari pasang iklan di TV, koran, majalah, media luar ruang ( Spanduk, baliho, dan brosur), hingga souvenir yang berkaitan dengan partai atau calon Gubernur. Jika diambil contoh dari Pilkada DKI 2012, tiap-tiap calon Gubernur memiliki ciri khas yang berbeda baik dari pengalaman, visi-misi, gaya berpakaian dan sebagainya. Baju  kotak-kotak dan kartu sehat digunakan Jokowi-Ahok untuk mempengaruhi masyarakat Jakarta bahwa mereka akan membuat perubahan jika mereka terpilih. Foke-Nara mempengaruhi warganya dengan hasil kerja yang Foke kerjakan pada masa jabatannya sebagai Gubernur. Hingga menggaet para artis Ibukota untuk berkampanye seperti yang dilakukan mayoritas calon Gubernur pun menjadi bukti aktivitas Pilkada tidak lain adalah bentuk nyataa dari sosiologi komunikasi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pilkada merupakan kegiatan yang sarat akan aktivitas sosiologi komunikasi. Sebagaimana tujuan dari sosiologi komunikasi adalah terjadinya proses mempengaruhi melalui komunikasi yang terjadi pada setiap bidang masyarakat khususnya dalam Pilkada. Dalam sebutan lain, Pilkada adalah salah satu praktik nyata dari sosiologi komunikasi.

  1. B.   Proses Komunikasi yang Terjadi dalam Pilkada DKI 2012

Dalam setiap kehidupan manusia, tidak akan luput dari aktivitas penyampaian keinginan/pesan individu terhadap individu lainnya. Dalam arti lain, yakni komunikasi, merupakan hal yang sangat vital bagi seluruh manusia untuk hidup. Apalagi berhubungan dengan Pilkada, dimana tiap calon yang berada dalam pemilihan tersebut berlomba-lomba meraih simpati sebanyak mungkin, dari masyarakat yang terkait.  Kondisi ini sangat membutuhkan yang namanya komunikasi, lebih spesifik lagi komunikasi persuasi.

Ada beberapa jenis komunikasi yang biasa diterapkan, antara lain;

  1. Komunikasi intra personal : Proses penerimaan pesan dari luar, yang sifatnya sangat pribadi dan pada akhirnya menimbulkan persepsi dari tiap individu. Contoh dalam Pilkada ; Ketika calon kepala mengkampanyekan visi-misi dan segala hal persuasif kepada calon pemilih, disini akan terjadi proses komunikasi intra personal yang dialami oleh kedua pihak. Calon pemilih akan menerima pesan tersebut dan akan menimbulkan persepsi terhadap kampanye yang dilakukan masing-masing calon. Entah persepsi itu akan bersifat mendukung atau tidak, tergantung dari pemikiran calon pemillih. Lain lagi dari pihak calon Gubernur yang berkampanye, mereka akan mempersepsikan feed-back masyarakat terhadap apa yang telah mereka kampayekan.
  2. Komunikasi antar personal : Kegiatan penyampaian pesan atau ide yang dilakukan oleh dua individu atau komunikator dan komunikan.

Contoh dalam Pilkada ; Proses ini dapat terjadi juga pada kedua belah pihak. Misalnya, calon Gubernur sedang berdiskusi dengan calon wakilnya untuk membicarakan kemenangan dalam pilkada. Calon pemilih berdiskusi dengan kawannya, dengan topik tentang menimbang visi-misi dari tiap calon Gubernur.

  1. Komunikasi kelompok          : Komunikasi yang terjadi antara tiga orang atau lebih, dan dalam kegiatan pemyampaian pesan ini semua pihak berinteraksi. Contoh dalam Pilkada : Rapat tertutup antara calon Gubenur dan calon Wakil Gubernur dengan beberapa pihak penting dalam proses Pilkada. Biasanya membicarakan koalisi atau pengajuan kerja sama atau dukungan dan hal-hal yang berkaitan dengan Pilkada.
  2. Komunikasi  organisasi        : Komunikasi yang sifatnya ada dua jenis, komunikasi kebawah , komunikasi keatas dan komunikasi horizontal. Dimana semua ini terjadi dalam konteks organisasi.
  3. Komunikasi antar budaya   : Komunikasi yang terjadi antar dua individu dari berbeda suku, budaya atau ras.
  4. Komunikasi massa                : Komunikasi yang tersebar luas di masyarakat melalui media massa seperti koran, televisi dan sebagainya dimana hal ini diproduksi oleh suatu organisasi media.

Dengan mengetahui berbagai jenis atau bentuk komunikasi di atas. Proses komunikasi yang terjadi dalam Pilkada DKI 2012 dapat dikatakan mengindahkan dua perspektif yang harus diperhatikan dalam proses komunikasi, yakni perspektif kognitif (penggunaan simbol-simbol oleh sender) dan perilaku (feed-back dari receiver). Mengapa demikian? Karena menurut pandangan penulis, tiap-tiap calon berusaha untuk menarik simpati dengan berbagai simbol atau kekhasan dari mereka. Misalnya pasangan Jokowi-Ahok dengan “kemeja kotak-kotak”. Fauzi Bowo-Nara dengan “kumis khas Foke” dan “nomor urut 1” yang diasosiasikan dengan jari telunjuk, Hidayat Nur Wahid dengan “batik monas”.

 Tidak terlepas pencitraan yang mereka tampilkan pada setiap media massa yang mereka gunakan untuk berkampanye. Membuahkan hasil persperktif perilaku, sehingga masyarakat mengenali simbol-simbol berbeda tersebut milik salah satu calon Gubernur dengan kekhasannya masing-masing. Lebih dari pada itu, yang paling berhasil dalam proses komunikasi Pilkada DKI Jakarta 2012 adalah pasangan Jokowi-Ahok. Karena mereka berhasil menarik simpatisan melalui intensitas keduanya dalam wawancara di televisi. Boleh jadi ini termasuk Agenda Setting stasiun televisi dengan Jokowi-Ahok. Melihat lebih sering tersorot di televisi pasangan mereka ini. Namun, dengan semua itu, mereka telah  memenangkan putaran  kedua pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2012. Dan terpilih sebagai pasangan Gubernur periode yang baru.

A Bond Called Nationalism

What is Nationalism when it comes up on your mind?

Nationalism is a psychological bond which everyone has for their nation. When the people love everything that their country has, such as love its cultures, its heritage and sincere to preserve , its called nationalism. Nationalism is not something which the people already have since they were born.  its something that we must build instead. 

Nationalism, its something that we must build instead. But, How to build nationalism within our soul In this modern era? Now I will share some suggestions for you to do. Just remember and actuate the U.R.C

Use, Realize and Caring.

  1. Use products that our people produce.

Polygon , Equil natural water, Essenza, Jco and etc. Those brands are some of indonesian company which has popularity in almost over the countries around the world. If we tend to choose and use another products that our people produce, which are those products i acknowledge have high quality. We could build two things. Nationalism and the Indonesian economic level.

  1. Realize that we are still invaded by Imperialism.

Indonesian people must realize that we are now and still invaded by imperialism. It is when one country has a lot of power or influence over others country. But What’s kind of Imperialism? It is Culture imperialism. When the culture of one country has a lot of influence over others country . Such as, Boyband and girlband groups in Indonesia, which they are all adopt K-Pop style, The Gangnam Style and so on. Those thing are kind of imperialism attack which every indonesian people should realize in order to build their nationalism. Then, all of Indonesian people must realize that Indonesia has more than 2700 tribes and cultures ; and each of it has their uniqeness things (contoh culturenya) which are very high potential to be explore and preserve that spread in each island start from Weh island until Irian island. Does our country sound extremely rich for you?

  1. Caring

Caring your nation, means you always care for what’s happening in your country, care for your Indonesian brothers, history. Caring your nation will makes you emphaty , and thus makes you motivated to create something for the indonesia and the indonesian people in a better future .

 

 

The Fruit Sellers

 

       Once upon a time, there are two vendors who sell fruit on the traditional market. The one named Badu and others named Soleh. They sell fruit on the same block and same variants fruit . Only 30 meters distance between the fruit shop of  Badu and Soleh. Badu is a man who is very competitive compared to Soleh. So many things Badu  did to compete with Soleh. Such as making promotions,set the price cheaper than Soleh’s,provide more  sample of fruits  that can be tested by customer, and even Badu also often distribute promotional brochure to the people who passes through his shop . Soleh in another case, he is the Seller is likely what it is, not thinking about selling tactics and,etc.

Someday Badu has realized that his fruit shop is a bit quiet when compared to  Soleh fruit shop which was always bustling with shoppers. Badu has got confused to think that there is inequality, on the other hand he was pretty good at running the marketing tips to bustle his fruit shop. One day, Badu peeked Soleh fruit shop, when Soleh was serving his customer. Badu has been emotional and angry, look at the soleh fruit shop’s always crowded with shoppers, Instead of Soleh sells same variants fruit and slightly set the higher prices than Badu’s. But when Badu viewed it closely, Soleh served his customers with smile,very friendly and nimble. After that,  Badu returned to his shop and began to think, that all of his promotions for his fruit shop  which he did, does not mean anything. Because Badu is a seller who always set his face surly, rarely smiling, not friendly and tend often to fight with the buyer who would  bargain the price. After that time, Badu has realized something. And Badu gained a very very very  valuable lessons from Soleh , that the most important thing that what we should deliver to buyers  and when we touch with another people is started to spread a sincere smile then we could continue to treat them kindly.

What do we got from this story.

A smile is not just a smile. Because smile is a form of expression  that  showing the greatness of soul and spaciousness heart. People who always appeared cheerful face will make they seem sympathetic and open  to anyone. The smile that always expands from the lips of someone, capable to break the  ice, even anxiety and doubts will vanish from the face. Creating a warm, intimate and full of harmony. Do not underestimate the power of a smile. Because  a smile

1. Smile Makes Us Attractive.

2. Smile Could relieves our stress feeling.

3. Smile Could boosts your good mood.

4. Smile could make your blood pressure calm.

5. Smile Is a Natural drug .

6. Smile Lifts the face and  make you look younger

7. Smile Could make us seems successful

8. Smile Could make you stay positive.

      Last but not least, smile could makes our lifes always happy. Because SMILE is Simple mimic impact lovely effects. I conclude to ask you all to spread a sincere smile to makes your lifes great and full rewards. Because a smile is not just a smile, because a smile is a worship.

 

Hello world!

Welcome to WordPress.com! This is your very first post. Click the Edit link to modify or delete it, or start a new post. If you like, use this post to tell readers why you started this blog and what you plan to do with it.

Happy blogging!