Skip to content

Interaksi Simbolik

December 6, 2012

 

Pada Hakikatnya, komunikasi merupakan kegiatan primer yang tidak akan lepas dari seluruh jenis makhluk hidup seperti Manusia, hewan, bahkan tumbuhan. Namun yang akan dibahas pada tulisan ini adalah komunikasi lingkup manusia. Menurut praktis saya, komunikasi memilki pengertian yakni proses penyampaian maksud atau pesan dari sang komunikator kepada komunikan baik dalam bentuk satu arah atau dua arah,dengan menggunakan media (alat bantu) maupun tidak, dengan tujuan terwujudnya mutual understanding, perubahan pemikiran dan perilaku. Komunikasi memiliki dua jenis dalam bentuk penyampaiannya, yakni verbal dan non verbal. Verbal itu mencakup lisan dan tulisan, sedangkan non verbal mencakup mimik wajah dan bahasa tubuh.

Membahas tentang komunikasi , hal ini juga memiliki turunan teori dalam cara menyampaikan maksud dan tujuan dari komunikator kepada komunikan yakni interaksi simbolik. Esensi dari interaksi simbolik yakni adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna (Mulyana, 2003: 59). Paham interaksionisme simbolik memberikan banyak penekanan pada individu yang aktif dan kreatif ketimbang pendekatan-pendekatan teoritis lainnya. Paham interaksionisme simbolik menganggap bahwa segala sesuatu tersebut adalah virtual. Semua interaksi antar individu manusia melibatkan suatu pertukaran simbol. Ketika kita berinteraksi dengan yang lainnya, kita secara konstan mencari “petunjuk” mengenai tipe perilaku apakah yang cocok dalam konteks itu dan mengenai bagaimana menginterpretasikan apa yang dimaksudkan oleh orang lain. Interaksionisme simbolik, mengarahkan perhatian kita pada interaksi antar individu, dan bagaiman hal ini dipergunakan untuk mengerti apa yang orang lain katakan dan lakukan kepada kita sebagai individu (Soeprapto, 2002: 71).

 

 

PEMBAHASAN

Charron (1979) menyebutkan pentingnya pemahaman terhadap simbol-simbol ketika seseorang menggunakan teori interaksionisme simbolis. Simbol adalah objek sosial dalam suatu interaksi. Ia digunakan sebagai perwakilan dan komunikasi yang ditentukan oleh orang – orang yang menggunakannya. Orang-orang tersebut memberi arti, menciptakan dan mengubah objek tersebut di dalam interaksi. Simbol sosial tersebut dapat mewujud dalam bentuk objek fisik ( benda-benda kasat mata); kata-kata (untuk mewakili objek fisik, perasaan, ide-ide, dan nilai-nilai), serta tindakan ( yang dilakukan orang untuk memberi arti dalam berkomunikasi dengan orang lain (Soeprapto, 2002: 126).

Di setiap lingkungan memiliki kontrak khusus yang terbentuk karena budaya masyarakat yang ada mengenai pemahaman interaksi pada suatu simbol. Yang mana pemahaman simbol itu terbentuk karena adanya interaksi sosial dan budaya dari suatu tempat tertentu. Dari mulai rumah, lingkungan sekitar rumah, sekolah, kampus, pada sebuah kota, negara bahkan perspektif interaksi simbolik yang dikomuniskan pemahamannya diseluruh negara.

 

Contoh interaksi simbolik yang ada misalnya;

  1. Pada komunitas gay di internet maupun di jejaring sosial lainnya, memahami huruf T / B / V sebagai tanda untuk menginformasikan atau menanyakan role sex pada calon pasangan ataupun teman sesama gay. Yakni T diartikan sebagai Top (orang yang menusukkan penis ke rectum pasangan gay nya), B atau Bottom adalah kebalikannya dari Top, lalu V berarti Versatile yang memiliki maksud orang yang serba bisa dalam hubungan seks sejenis.

 

  1.  Contoh lainnya adalah posisi pemakaian anting di telinga kanan pada pria, menandakan bahwa dia adalah gay.

 

 

 

 

  1.  Dua gambar gender wanita yang berdampingan seperti di atas dipahami sebagai simbol lesbian oleh kaum lesbian.

 

  1.  Contoh penulisan huruf dengan gaya seperti gambar, didefinisikan oleh masyarakat jakarta sebagai tulisan orang “Alay”. Terminologi alay tersebut yakni kategori manusia yang termasuk dalam strata bawah dan bisa disebut juga “kampungan” atau “norak”.

 

 

 

  1. Mengacungkan dua jari yakni telunjuk dan jari tengah seperti gambar di atas. Diyakini masyarakat secara universal sebagai simbol perdamaian.
  2.   Gambar di samping menjelaskan bahwa lelaki berpeci dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai lelaki muslim.
  3.  Salib dijadikan sebagai simbol Agama Nasrani dan pemahaman simbol ini diyakini oleh masyarakat secara universal.
  4. Di samping ini adalah simbol dari toilet atau MCK. Simbol toilet untuk laki-laki di sebelah kiri dan perempuan di sebelah kanan. Interaksi pemahaman simbolik ini juga berlingkup universal.
  5.  Warna pink atau merah muda menjadi simbol wanita dalam menginterpretasikan kelembutan dan kefemininan mereka. Hal ini diyakini oleh wanita dan pria di seluruh dunia.

10. Biru menjadi simbol dari warna lelaki atau maskulinitas dari seorang pria.

 

Selain contoh dari interaksi simbolik yang diproduksi oleh masyarakat itu sendiri melalui konstruk-konstruk paham yang berkembang baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja, dan  masih ada ratusan bahkan ribuan dari pemahaman simbolik yang mendarah daging diyakini oleh sekumpulan manusia yang tergabung dalam komunitas, warga negara atau bahkan dunia.

 

 

 

 

KESIMPULAN

Jadi, Esensi dari interaksi simbolik yakni adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna (Mulyana, 2003: 59). Paham interaksionisme simbolik memberikan banyak penekanan pada individu yang aktif dan kreatif ketimbang pendekatan-pendekatan teoritis lainnya. Paham interaksionisme simbolik menganggap bahwa segala sesuatu tersebut adalah virtual. Semua interaksi antar individu manusia melibatkan suatu pertukaran simbol.

Charron (1979) menyebutkan pentingnya pemahaman terhadap simbol-simbol ketika seseorang menggunakan teori interaksionisme simbolis. Simbol adalah objek sosial dalam suatu interaksi. Ia digunakan sebagai perwakilan dan komunikasi yang ditentukan oleh orang – orang yang menggunakannya. Orang-orang tersebut memberi arti, menciptakan dan mengubah objek tersebut di dalam interaksi. Simbol sosial tersebut dapat mewujud dalam bentuk objek fisik ( benda-benda kasat mata); kata-kata (untuk mewakili objek fisik, perasaan, ide-ide, dan nilai-nilai), serta tindakan ( yang dilakukan orang untuk memberi arti dalam berkomunikasi dengan orang lain (Soeprapto, 2002: 126).

Dan menurut penulis, Di setiap lingkungan memiliki kontrak khusus yang terbentuk karena budaya masyarakat yang ada mengenai pemahaman interaksi pada suatu simbol. Yang mana pemahaman simbol itu terbentuk karena adanya interaksi sosial dan budaya dari suatu tempat tertentu. Dari mulai rumah, lingkungan sekitar rumah, sekolah, kampus, pada sebuah kota, negara bahkan perspektif interaksi simbolik yang dikomuniskan pemahamannya diseluruh negara.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Buku:

 

 

Website:

From → Uncategorized

Leave a Comment

Leave a comment